Khalifah Trans 7
episode Sabtu, 4 Januari 2013
Thoriq bin Ziyad
Panglima Penakhluk Bumi Andalusia
Pada tahun 92 hijriah, sebuah pertempuran sengit terjadi di bumi semenanjung Iberia -kini Spanyol dan Portugal- antara sekitar 12.000 pasukan muslimin yang dipimpin oleh Thoriq bin Ziyad dan lebih dari 100.000 pasukan kerajaan Spanyol. Dengan heroik, pasukan muslimin mampu memenangkan peperangan dan kemudian mendirikan sebuah kerajaan yang kelak akan menjadi sebuah peradaban maju di eropa selama 8 abad. Kaum muslimin menyebutnya Andalusia.
Thoriq bin Ziyad lahir pada tahun 50 hijriah dari sebuah suku bar bar di afrika utara. Semasa remaja ia dikenal sebagai seorang yang terpandang dikaumnya, pintar, berani dan memiliki jiwa kepemimpinan yang cukup tinggi. Namun, diluar suku bar bar namanya tak terlalu terdengar.
Thoriq masuk islam pada tahun 89 Hijriah semasa Afrika dipimpin oleh gubernur Musa bin Muzair di usia 39 tahun. Usia yang bisa dibilang terlalu tua untuk menerima hidayah. Namun, pilihan itulah yang membawa Thoriq kepada kemuliaan. Karena masuk islam ia lebih dekat dengan orang besar dan hanya tiga tahun berselang, ia diangkat menjadi seorang panglima perang.
![]() |
inset Andalusia |
Dilain sisi, Andalusia saat itu dipimpin oleh seorang raja lalim bernama Rodrick. Ia terkenal kejam, hidup mewah dan tidak berlaku adil terhadap rakyatnya, bahkan terhadap pejabat di bawahnya. Situasi politik sedang kacau, marak terjadi pergesekan antar bangsawan.
Puncaknya pada saat raja Rodrick memperkosa seorang putri jelita yang sedang menuntut ilmu di Toledo, ibukota Andalusia saat itu. Julian, sang ayah putri tersebut marah besar dan menyimpan dendam terhadap sang raja. Dendam itulah yang mendorong Julian untuk mendekati kaum muslimin di Afrika utara untuk menyerang Andalusia. Julian membuka lebar – lebar pintu kerajaannya diperbatasan Andalusia sebagai jalan masuk kaum muslimin.
![]() |
selat Gibraltar (Jabal Thariq) |
Berangkatlah 7.000 pasukan muslimin menggunakan perahu bantuan Julian ke Andalusia. Lokasi mendarat kaum muslimin untuk pertama kali ialah di sebuah gunung kecil dekat pantai Andalusia yang kemudia dikenal dengan nama Jabal Thoriq atau Gibraltar. Disana ia membakar seluruh kapal dan kemudian menyampaikan sebuah pidato dengan ber api-api.
“di depan kalian adalah Andalusia, di belakang kalian adalah selat kalian. Tiada pilihan kecuali maju dan memperoleh kemenangan InshaAlloh. Allahu Akbar!”. Pasukan muslimin makin bersemangat.
Kabar keberadaan pasukan muslimin terendus oleh Rodrick. Segera ia menyiapkan 100.000 pasukan untuk menghadang kaum muslimin masuk ke Andalus. Kemudian Thoriq mengirim pesan ke gubernur Musa di Afrika untuk menambah pasukan. Akhirnya 5.000 pasukan tambahan datang untuk membantu misi tersebut.
28 Ramadhan tahun 92 Hijriah, dengan 12.000 pasukan dan dibantu oleh pasukan Julian, kaum muslimin menghadapi pasukan Rodrick di sebuah daerah dekat sungai Adelaide. Setelah pertempuran sengit berlangsung lama, akhirnya pasukan muslimin menunjukan tanda-tanda kemenangan. Puncaknya, Thoriq berhasil membunuh raja Rodrick.
Secara perlahan, selama dua tahun keberadaannya di Andalusia, Thoriq berhasil merebut kawasan Spanyol, Portugal dan sebagian Prancis sekarang. Saat mencapai puncak dan mampu mengokohkan kedudukan, gubernur Musa bin Muzair berangkat ke Andalusia untuk menemui Thoriq.
Bertemunya dua tokoh besar tersebut menghasilkan sebuah visi besar terhadap kaum muslimin. Mereka ingin menyatukan kawasan timur dan barat dunia dalam satu wadah islam yang berpusat di Syam –Palestina, Suriah, Yordania sekarang–. Namun, belum sempat merealisasikannya, mereka berdua di panggil ke Damaskus –pusat kekhalifahan saat itu– oleh Walid bin Abdul Maliq.
Akhirnya, rencana untuk menakhlukan Prancis, kemudian Italia utara, masuk ke jantung eropa di Roma. Dari roma menuju Bulgaria sebagai jalan menuju konstantinopel, ibukota romawi timur –Byzantium– untuk selanjutnya menyatukan Turki yang terpisah oleh selat Bosporus. Wilayah barat tersebut akan melengkapi wilayah timur yang terlebih dahulu dikuasai kaum muslimin.
Namun takdir Allah berkehendak lain. Tetapi sunatullah pasti terjadi. 14 abad yang lalu Rasulallah bersabda bahwa Allah akan memberikan Syam, Persia dan Romawi kepada kaum muslimin. Jika kita mampu berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As-Sunah.
![]() |
seorang bocah menjadi imam di Palestina |
Semasa khalifah Umar, memang Syam dan Persia telah masuk islam, namun hanya Byzantium yang berhasil ditakhlukan oleh generasi muslim berikutnya. Romawi barat belum bisa tersentuh hidayah sampai saat ini.
Dan telah menjadi tugas kita bersama untuk mencetak generasi yang handal dan beriman karena kita masih memiliki tugas untuk memberikan hidayah ke kota Roma, jantung Romawi barat. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Wallahu ‘Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar