DONASI

Rabu, 15 Januari 2014

Khazanah Ensiklopedia Islam : Konstantinopel

Khazanah Ensiklopedia Islam : Konstantinopel
Edisi Ahad, 5 Januari 2014.

Konstantinopel


Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan imperium romawi timur, atau yang lebih tenar dengan nama Byzantium. Kota tersebut di bangun oleh kaisar Konstantine sebagai pusat peradaban kerajaan bercorak Kristen Orthodok tersebut. Terletak di sebuah daratan di bibir selat Bosporus dan diantara dua benua, eropa dan asia. Sekarang kita mengenalnya sebagai Istanbul, Turki.

Dalam persfektif islam, membicarakan Konstantinopel pasti turut dibahas pula Muhammad Al Fatih, sang penakhluk kota penting tersebut. Sebenarnya, berita tentang penakhlukan kota-kota penting di dunia sudah disabdakan oleh Rasulallah. Bahwasanya islam akan menaklukan Syam –Damaskus, Jerusalem–, Persia, dan Romawi.

Terbukti, ketika masa khalifah Umar, berkat kegigihan panglima perang Khalid bin Walid, Islam berhasil menyentuh Persia, Damaskus dan kota suci Al Quds, Jerusalem. Namun, Romawi yang berpusat di Roma belum bisa tersentuh hidayah islam sampai saat ini. Sudah menjadi tugas kita semua untuk mencetak generasi emas berakhlak agar nafas islam mampu berhembus di kota Roma.

Ada sebuah riwayat mengatakan bahwa ada seorang yang bertanya kepada Rasulallah : ”Wahai Rasulallah, kota mana dahulu yang akan ditaklukan oleh Islam, Konstantiniyyah –Konstantinopel– atau Rubyah –Roma–?” Rasul menjawab, “Konstantiniyyah”.

Muhammad Al Fatih
Suatu riwayat dari Ahmad bin Hanbal Al Musnad, Rasulallah bersabda: “Suatu saat Konstantiniyyah akan jatuh ke tangan kaum muslimin. Yang menaklukan adalah sebaik-baik pemimpin. Dan pasukan yang membelanya adalah sebaik-baik pasukan”.

Pertanda tersebut terbukti delapan abad setelahnya. Ketika Muhammad Al Fatih dari dinasti Ottoman Turki berhasil menembus beteng kokoh Konstantinopel. Ia meneruskan perjuangan sang ayah Beyazid, yang gagal mencapai kota.

Jauh sebelum mereka, upaya penaklukan sudah dilakukan oleh Abu Ayyub, dinasti Seljuk Turki. Ketika beliau tahu bahwa tidak akan berhasil, beliau memilih untuk menjadi syuhada dan berpesan “kuburkanlah aku di tempat paling jauh kaum muslimin mampu menembus Konstantinpel”. Akhirnya ia dimakamkan di dekat tembok Golden Horn, titik terjauh yang mampu ditembus kaum muslim saat itu.

 Dari beteng Golden Horn itulah gerbang penaklukan Konstantinopel terbuka lebar. Lewat armada angkatan air laut Ottoman, Al Fatih mampu menembus kokohnya dinding Konstantinopel. Penyerbuan akhir tersebut terjadi saat fajar mulai menyingsing, saat masyarakat Konstantinopel terjaga, mereka dikagetkan oleh suara gemuruh takbir dari arah selat Bosporus, “Allahu Akbar” menggema ke seluruh kota.

Akhirnya, setelah melalui pertempuran sengit kota Konstantinopel berhasil direbut kaum muslimin. Raja konstantine saat itu memilih ikut berperang dan mati terbunuh. Usai penaklukan, Al Fatih memasuki gereja Hagia Sofia dan menjamin keyakinan serta ibadah kaum Kristen Orthodok, sesuatu yang mengharukan hati sang pendeta. 

Hagia Sofia
Akhirnya Muhammad Al Fatih mampu menegakkan Islam di tanah Byzantium. Dan kemudian ia mengganti nama kota tersebut menjadi Islambul yang artinya kota Islam. Disana perkembangan perekonomian sangat pesat, ilmu pengetahuan juga sangat diperhatikan. 

Akhirnya berpuluh-puluh masjid didirikan di Islambul, sebagai bagian dari syi'ar agama. Sebagai balasan atas kemurahan hati Al Fatih, Hagia Sofia boleh dijadikan sebagai sebuah masjid pusat peradaban baru Ottoman, dengan ditambahi ornamen "Allah" dan "Muhammad" di dalamnya, serta membangun menara masjid bercorak Islam Turki.

Untuk info lebih tentang sosok Muhammad Al Fatih dan penaklukan Konstantinopel, buka link berikut: 


Misteri Rubyah (Roma)

Sampai sekarang masih menjadi misteri kapan islam mampu menancap kokoh di ibukota Italia tersebut. Namun menurut riwayat, suatu saat mereka akan ditaklukan bersama pembebasan Al Quds dari kedzoliman oleh Imam Mahdi dan pasukan jubah hitam dari Bani Ishak.

Menurut sebagian ulama, Bani Ishak yang dimaksud adalah kaum muslimin yang taat kepada Allah dan memegang teguh Al Qur’an dan As-Sunnah dari daerah timur, dari daerah Khurasan, sekarang daerah Pakistan, Afghanistan, Irak maupun Iran. Dan saat itu bangsa arab akan tersisihkan peranannya, karena mereka meninggalkan kaidah agama.

“… Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu.” (QS : Muhammad; 38).

Masjid -sekarang museum- Hagia Sofia, Istanbul
Mungkin saat ini kita dibilang orang gila jika berharap bahwa Bani Ishak yang membai’at setia kepada Imam Mahdi adalah dari Indonesia. Tetapi berdasarkan ayat diatas, semua kaum memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaum yang mulia dimata Allah dan dimata umat lain. Dengan satu syarat, berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As-Sunnah.



Wallahu ‘Alam.




Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Apakah anda tertarik dengan forum ini? Hubungi kami di 085642337440 -wahyu-. Salam Akhlak Mulia.



Designed By @wahyunurrohim