Surah Al Ikhlas

Yuk Belajar Al Qur'an

Makkiyyah

(Surah ke- 122 : 4 Ayat)

Dengan (menyebut) nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

1.      Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa”.

2.      Allah tempat meminta segala sesuatu.

3.      (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

4.      Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

Surah Al Ikhlas, tanpa ada kata Ikhlas di dalamnya. Itulah makna ikhlas yang sesungguhnya, tulus memberi tanpa mengungkit – ungkit, tanpa menyakiti hati yang diberi, menyembunyikan perbuatannya, atau menampakkan agar di contoh oleh orang lain.

Surah ini mampu menjawab pertanyaan golongan non muslim. Ketika mereka bertanya, siapa Tuhanmu?. Jawablah dengan Al Ikhlas, Tuhanku satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Allah itu ahad, satu. Allah tempat kita meminta segala sesuatu. Tempat kita mengadukan segalanya. Dan tak ada sesuatu apapun yang setara dengan dia.

Surah ini membantah kaum Quraishy Mekkah yang menyandingkan Allah dengan Latta dan Uzza, nama orang saleh zaman dahulu yang terlalu mereka agung – agungkan. Sehingga generasi muda Mekkah periode jahiliyah menganggapnya sebagai sesuatu yang setara dengan Allah.

Keutamaan surah Al Ikhlas sangat besar. Membacanya tiga kali seperti halnya mengkhatamkan seluruh Al Qur’an. Seperti yang dilakukan oleh Ali saat hendak meminang Fatimah, putri cantik dan jelita kesayangan Rasulallah. Saat semua laki-laki berlomba mengkhatamkan Al Qur’an, Ali yang juga ikut “sayembara” pemilihan jodoh untuk Fatimah malah beristirahat.

Beberapa waktu berlalu, saat kebanyakan pemuda hampir menyelesaikan bacaannya. Tiba – tiba Ali menghampiri Rasulallah dan membacakan surah Al Ikhlas sebanyak tiga kali “Qulhu Allahu Ahad …” sampai selesai. Bacaannya begitu merdu dengan kedalaman penghayatan.

Kemudian Ali berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar engkau bersabda, barang siapa membaca Al Ikhlas sebanyak tiga kali maka baginya pahala mengkhatamkan Al Qur’an. Lalu Rasulallah membenarkan apa yang dikatakan oleh Ali. Akhirnya, menikahlah Ali dengan Fatimah. Dan melahirkan cucu kesayangan Rasul, Hassan dan Hussein, yang kelak menjadi seorang imam besar.